Pendinginan ikan pada kapal ikan tradisional biasanya menggunakan es batu dan es flake. Dewasa ini, ice slurry menjadi pilihan populer terbaik karena performa ice slurry lebih baik dibanding es flake untuk menjaga kualitas ikan. Ice slurry sebagai pendinginan ikan dapat menjaga agar tidak ada udara antara ikan dan es, sehingga pendinginan ikan menjadi cepat karena luas permukaan bidang kontak lebih besar dan pertumbuhan bakteri menjadi lebih lambat yang membuat memperpanjang daya hidup ikan. (Wang et al,.1999). Selain itu, karena pembuatan ice slurry dengan pemberian konsentrasi larutan, maka titik beku dari larutan yang lebih rendah membuat secara biologi mengaktifkan fungsi protein dan material probiotik dijaga dari bahaya panas (T.Vajda,.1999).
Fungsi lain dari ice slurry terhadap pendinginan ikan adalah waktu pendinginan ikan tiga kali lebih cepat dibanding es flake untuk menurunkan sampai temperatur 2oC (J Paul,.2002).
Skema Instalasi Ice slurry sistem untuk Kapal Ikan (Wang et al, 1999) |
Batas tidak layak makan terhadap temperature penyimpanan ikan (Masyamsir, 2001)
Pemasangan alat pembuat ice slurry di kapal ikan biasanya untuk kapal nelayan berukuran besar (nelayan bulanan). Namun untuk di Indonesia pemanfaatan ice slurry dapat diaplikasikan pada kapal motor (inboard motor). Tidak semua ukuran kapal dapat memanfaatkan alat pembuat ice slurry karena beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, antara lain :
Ukuran kapal ikan diatas 20 GT di Indonesia berdasarkan data Kementrian Kelautan dan Perikanan (2010) berjumlah sekitar 155.922 unit atau 26 % dari total kapal ikan di Indonesia. Sistem nelayan di Indonesia dapat disebut gotong royong yang digambarkan dengan pemilik kapal mengajak saudara-saudara dan tetangga yang tidak mempunyai penghasilan untuk ikut berlayar. Dengan kata lain selain, faktor diatas juga harus dipertimbangkan tentang sifat masyarakat Indonesia. Harapanya adalah pendapatan nelayan dapat naik dengan penambahan teknologi namun tidak menghilangkan nilai gotong royong pada nelayan. Karena dengan teknologi baru bisa dimungkinkan pengurangan anggota nelayan pada kapal tersebut.
SUMBER:
https://helmidadang.wordpress.com/2012/12/30/ice-slurry-sebagai-pendingin-ikan-nelayan/
- Tingkat kestabilan kapal.
- Penambahan draft/kedalaman.
- Jumlah hasil tangkapan ikan rata-rata.
- Lama dan jangkauan mencari ikan.
- Luas ruangan yang tertutup dan terbuka.
- Tingkat ekonomi.
- Kearifan lokal pengguna alat.
Ukuran kapal ikan diatas 20 GT di Indonesia berdasarkan data Kementrian Kelautan dan Perikanan (2010) berjumlah sekitar 155.922 unit atau 26 % dari total kapal ikan di Indonesia. Sistem nelayan di Indonesia dapat disebut gotong royong yang digambarkan dengan pemilik kapal mengajak saudara-saudara dan tetangga yang tidak mempunyai penghasilan untuk ikut berlayar. Dengan kata lain selain, faktor diatas juga harus dipertimbangkan tentang sifat masyarakat Indonesia. Harapanya adalah pendapatan nelayan dapat naik dengan penambahan teknologi namun tidak menghilangkan nilai gotong royong pada nelayan. Karena dengan teknologi baru bisa dimungkinkan pengurangan anggota nelayan pada kapal tersebut.
SUMBER:
https://helmidadang.wordpress.com/2012/12/30/ice-slurry-sebagai-pendingin-ikan-nelayan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar